Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis informasi pusat gempa berada di laut 151 kilometer (km) barat daya Kabupaten Garut (8.42 LS, 107.26 BT) dengan kedalaman 10 km. Gempa ini dirasakan di wilayah Kabupaten Garut hingga beberapa kota di wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Barat PT Pertamina Patra Niaga Eko Kristiawan menuturkan, Pertamina telah memantau dan mengecek sarfas di lembaga penyalur setelah kejadian gempa di Garut pada Sabtu malam, 27 April 2024.
Kami telah melakukan pemantauan serta pengecekan sarana dan fasilitas sarfas Lembaga Penyalur BBM seperti SPBU dan Pertashop di Kabupaten Garut dan di seluruh Fuel Terminal (FT), Integrated Terminal (IT), dan Aviation Fuel Terminal (AFT) serta Lembaga Penyalur seperti SPBU, Agen dan Pangkalan LPG di Regional Jawa Bagian Barat setelah kejadian gempa semalam dan dapat kami sampaikan bahwa sarfas dalam kondisi aman dan tidak ada kerusakan,” ungkap Eko, dikutip dari keterangan resmi, Minggu (28/4/2024).Eko menambahkan, Pertamina Patra Niaga juga mengecek sarfas secara berkala untuk mengantisipasi adanya gempa susulan serta berkomitmen untuk terus memantau situasi serta memastikan ketersediaan stok dan kelancaran distribusi BBM dan LPG di wilayah Regional Jawa Barat dalam kondisi aman.
“Untuk mengantisipasi adanya gempa susulan, seluruh wilayah operasional dan lembaga penyalur kami imbau untuk terus melakukan pengecekan sarfas secara berkala dan memastikan stok BBM dan LPG dalam kondisi aman serta pelayanan kepada konsumen tetap berjalan dengan normal,” Eko menambahkan.
Apabila masyarakat membutuhkan informasi tentang produk dan layanan Pertamina dapat menghubungi Call Center 135.
Gempa Bumi M 6.5 di Garut Terasa hingga Jakarta, Ini Pemicunya
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan peristiwa gempa bumi tektonik dengan parameter update 6,2 magnitudo yang berpusat di perairan selatan Jawa Barat dipicu oleh deformasi batuan dalam.
“Gempa ini dipicu oleh adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquakke),” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dikutip dari Antara, Minggu (28/4/2024).
Pada 27 April 2024, pukul 23.29 WIB, gempa tektonik terjadi di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Barat.